Kamis, 30 Juni 2016

Analisis Usaha Warnet Parsian



Analisis Warnet  Parsian

Dewasa ini, perekonomian negara Indonesia menunjukkan kondisi yang kurang menggembirakan bagi para pelaku usaha dan masyarakat. Terjadinya kenaikan BBM dan harga dolar menjadikan segala pendukung kehidupan seperti transportasi, distribusi dan bahan pokok tentu saja ikut naik dan hal ini menjadi bukti adanya kurang kondusifnya kondisi perekonomian negara. Dalam kondisi yang seperti ini, masyarakat semakin terpuruk ketika harga kebutuhan beberapa bahan pokok mengalami peningkatan dan tidak lagi terjangkau yang juga tidak diimbangi dengan meningkatnya pendapatan masyarakat.
Bagi para pelaku usaha, kondisi yang perlu diperhatikan adalah mengenai bagaimana daya beli masyarakat di sekitar sehingga bisa memunculkan permintaan dari beberapa penawaran yang dilakukan oleh perusahaan. Apabila permintaan meningkat memungkinkan pasar menjadi potensial dan ketika kondisi permintaan menurun menyebabkan kondisi semakin terpuruk.
Di desa Langkimat, Kecamatuan Simangambat, Kabupaten Padang Lawas utara, Provinsi Sumatera utara  sampai saat ini belum ada yang membentuk usaha  seperti warnet. Ini merupakan suatu peluang untuk mendapatkan laba yang tinggi. Sehingga jenis usaha Warnet  merupakan salah satu langkah yang tepat dilakukan di Langkimat.  Sebab Warnet adalah salah satu kebutuhan sebagian besar siswa, guru, karyawan di semua tempat yang sirkulasi permintaannya dilakukan setiap hari.

ANALISIS SWOT WARNET  PARSIAN

1.Gambaran Umum Warnet Parsian

Warnet Parsian adalah salah satu usah jasa dibidang Warnet yang terletak di Langkimat. Dalam menjalankan usahanya Warnet Parsian memiliki visi yaitu menjadi Warnet yang profesional di bidang teknologi internet dan informasi, sedangkan misi nya adalah mendukung visi dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat setempat dan para pelanggan Warnet Parsian guna mencapai keuntungan yang maksimal.

Untuk mengetahui situasi dan kondisi Warnet Ringkai dilakukan dengan analisis SWOTdengan mengidentifikasi faktor-faktor Internal yaitu

1. Identifikasi Elemen Masing-masing Faktor SWOT

a.Faktor Internal Warnet Glory Internet

1.Strength (Kekuatan)


Telah memiliki perizinan, kewajiban pajak serta retribusi usaha sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga bila ada pemeriksaan dari petugas maka Warnet Parsian telah mengantongiizin usaha.

Tempat usaha yang cukup strategis diantara fasilitas umum, tempat kost Sekolah SMA dan Dekat dengan Pt. Torganda 
Tempat/Ruang usaha cukup luas, nyaman dan tertutup 
Dilengkapi dengan tempat parkir kendaraan roda dua yang diawasi CCTV

2.Weakness (Kelemahan)

Karyawan yang sulit dapat dipercaya.
  
Pengelola mempunyai keterbatasan waktu, sehingga tidak dapat mengontrol bisnis Warnetnyasesering mungkin.

Kondisi arus listrik yang tidak stabil, sehingga apabila semua peralatan listrik dinyalakan, makaarus listrik terputus.
  
Promosi atau pemasaran yang kurang.

b.Faktor Eksternal Warnet Glory Internet

1.Opportunity (Peluang)
Akan menjadi sebagai usaha yang eksis dan akan membuka pangsa pasar yang baru.
Para siswa, karyawan, dan masyarakat setempat sangat senang adanya warnet tersebut karena dapat mempermudah menyelesaiakan sebuah pekerjaan/tugas.


Selasa, 21 Juni 2016

Usaha Warnet di langkimat, paling cocok.!!!


Analisis Lingkungan Bisnis " WARNET"


Dewasa ini, perekonomian negara Indonesia menunjukkan kondisi yang kurang menggembirakan bagi para pelaku usaha dan masyarakat. Terjadinya kenaikan BBM dan harga dolar menjadikan segala pendukung kehidupan seperti transportasi, distribusi dan bahan pokok tentu saja ikut naik dan hal ini menjadi bukti adanya kurang kondusifnya kondisi perekonomian negara. Dalam kondisi yang seperti ini, masyarakat semakin terpuruk ketika harga kebutuhan beberapa bahan pokok mengalami peningkatan dan tidak lagi terjangkau yang juga tidak diimbangi dengan meningkatnya pendapatan masyarakat.
Bagi para pelaku usaha, kondisi yang perlu diperhatikan adalah mengenai bagaimana daya beli masyarakat di sekitar sehingga bisa memunculkan permintaan dari beberapa penawaran yang dilakukan oleh perusahaan. Apabila permintaan meningkat memungkinkan pasar menjadi potensial dan ketika kondisi permintaan menurun menyebabkan kondisi
Di desa Langkimat, Kecamatan Simangambat, Kabupaten Padang Lawas utara, Provinsi Sumatera utara sampai sekarang belum ada yang membuat usaha warnet. Sehingga jenis usaha warnet merupakan salah satu langkah yang tepat dilakukan di Langkimat.  Sebab warnet adalah salah satu kebutuhan sebagian besar siswa, guru, karyawan, masyarakat di semua tempat yang sirkulasi permintaannya dilakukan setiap hari. 
Dilihat dari lingkunagn ini, sangat cocok sekali menciptakan uasha warnet karena banyak yang membutuhkan dan merupakan tempat sebagai ladang usaha. adapaun analisis  SWOT dari usaha ini adalah:
1. kekuatan
 Kekuatan dari usaha warnet yang ada di desa langkimat adalah
- 


Senin, 20 Juni 2016

Inovasi terhadap Produk Mie Kare zaman sekarang




Inovasi Tehadap Produk Mie Kare

Salah satu produk yang dikeluarkan GOT(Grup Orang Tua) saat monopoli tepung dari Bogasari dihilangkan awal 2000 adalah mie selera rakyat. Selain itu produk mie dari perusahaan lain seperti Mie Sedaap (Grup Wings); ABC (PT ABC President); Gaga 100 (PT Jakarana Tama); Alhamie (PT Olaga Sukses Mandiri) juga ikut keluar. Mereka beramai-ramai menggerogoti keperkasaan Indofood. Akan tetapi, banyak yang kemudian terkapar tak kuat menahan beratnya persaingan.
Di antara yang bertahan dan bahkan berani menantang adalah Mie Sedaap, diluncurkan April 2003. Dialah yang selama empat tahun terakhir konsisten menggoyang kekuatan Indofood yang diwakili oleh Indomie, Sarimi dan Supermi. Nah pada kasus kali ini, kita akan menceritakan tentang Mie Selera rakyat, mengapa tidak bertahan hingga sekarang ? jawabannya adalah karena strategi promosi tidak efektif. Strategi promosi yang efektif adalah strategi yang bisa meningkatkan jumlah pelanggan, jumlah penjualan, maupun jumlah loyalitas yang akan diberikan oleh pelanggan. Intinya, adalah strategi yang bisa membuat suatu produk diakui oleh masyarakat dan diakui oleh masyarakat keberadaannya. Memang Mie Selera Rakyat sudah melakukan promosi seperti pemberian sample gratis, prizes, dan lain-lain, tetapi semua itu hampir tidak efektif. Kenyataannya jika tidak mengeluarkan produk baru, Kare, mungkin Selera Rakyat lansung dilupakan begitu saja.
Mi Kare merupakan produk keluaran Orang Tua group. Mi Kare termasuk produk gagal karena angka penjualannya tidak mencapai target yang diinginkan. Hanya sebagian kecil orang Indonesia yang menyukai produk ini bahkan ada yang sama sekali tidak tahu tentang produk ini, sisanya lebih menyukai produk lain. Mi Kare terakhir diproduksi tahun 2008 dan sekarang sudah tidak diproduksi lagi. Menurut beberapa sumber group Mi Kare ini tidak menguntungkan dan sudah gulung tikar. Beberapa customer mengeluh bermasalah dengan perutnya setelah mengkonsumsi produk itu. Cita rasa dari Mi Kare mungkin kurang cocok di lidah orang Indonesia yang didominasi oleh bangsa melayu

Adapun bukti dari penerapan strategi promosi yang tidak efektifnya adalah:
  • penjualan yang tidak mencapai target (tahun 2003)
  • banyak komplain dari konsumen, seperti rasa tidak sesuai dengan selera, dan lain-lain
  • baik kualitas maupun harganya tidak bagus
  • konotasi masyarakat terhadap Mie Selera Rakyat cenderung negatif. Maksudnya jika itu milik atau untuk rakyat, pastilah kualitasnya buruk atau selevel dengan rakyat tingkat menengah kebawah.
  • Promosinya tidak dapat mengubah share of mind dan share of heart pelanggan. Kebanyakan pelanggan memilih produk wings(mie sedaap) atau produk indofood(Indomie, Sarimi dan Supermi) 
Menggiring mindset konsumen kita agar brand produk kita dikenal dan mudah diingat, tentunya diingat dengan kualitas baik, menjadi sangat penting, banyak produk yang dalam launchingnya salah dalam menggiring persepsi konsumen sehingga persepsi negatif yang malah diterima oleh konsumen. padahal produk itu belum tentu sesuai dengan persepsi masyarakat tersebut.

cara mengatasi kegagalan ( Inovasi) tehadap produk tersebut adalah
1.      Melakukan observasi lansung ke lapangan, menanyakan seperti apa selera dari pada konsumen.
2.      Membuat produk yang bermanfaat untuk konsumen bukan untuk meracuni.
3.      Mengganti nama merek, misalnya nama awalnya “ Mie Kare” diganti menjadi “Mie Nikmat”.
4.      Mendesain kemasan seindah mungkin.
5.      Melakukan promosi sesuai dengan kenyataannya dengan menerapkan hasil yang di teliti oleh BPOM agar konsumen tidak takut lagi mengkonsumsi mie tersebut.
6.      Jangan mencari keuntungan yang bersifat sementara ataupun berjangka pendek.

Hanya itu yang bisa saya paparkan, semoga bermanfaat bagi si pembaca.